~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
dan jadilah kalian bersama orang-orang yang benar (jujur)" At-Taubah: 1 19
Ayat tersebut memerintahkan kepada orang-orang beriman agar sentiasa bertakwa kepada Allah,
dan berlaku jujur bersama-sama dengan orang-orang yang jujur. Sikap jujur merupakan sifat
terpuji yang wajib menjadi hiasan bagi setiap peribadi muslim. Kejujuran merupakan senjata
ampuh dalam menjalani hidup dan kehidupan ini. Dengan sikap jujur, seseorang akan mendapat
simpati dan penghargaan tersendiri di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat.
Jujur bererti mengatakan sesuatu sesuai dengan kenyataan yang ada dan melakukan sesuatu
menurut apa mestinya. Tidak menambah-nambah dalam mengucapkan sesuatu dan tidak
menguranginya, tidak membuat-buat sesuatu yang tidak ada kenyataannya dan tidak mengurangi
perlakukan yang hak.
Segala hak dan kewajipan baik terhadap dirinya sendiri, keluarga dan masyarakat sekiranya
dipenuhinya secara tepat, tidak dilebih-lebihkan dan tidak pula menguranginya. Itulah sikap
utama yang harus dimiliki sebagai keperibadian oleh setiap muslim sejati. Kita menyedari
bahawa sikap jujur itu akan membawa ke arah kebaikan, dan kebaikan akan mengantarkan
pelakunya menuju syurga. Orang yang bersikap jujur akan dicatat di sisi Allah sebagai hamba
yang bijak.
Sebaliknya, perbuatan curang akan membawa ke arah keburukan, sementara keburukan akan
menjerumuskan ke jurang neraka. Maka jangan sampai kita mendapat gelaran di sisi Allah
sebagai hamba yang dusta. Rasulullah SAW mengisyaratkan hal ini dalam sabdanya:
"Sesungguhnya sikap jujur itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke syurga.
Seseorang yang membiasakan diri berlaku jujur, nescaya akan dicatat di sini Allah sebagai hamba
yang jujur. Dan sesungguhnya sikap dusta itu akan membawa kepada keburukan dan keburukan
itu sungguh akan membawa ke neraka. Seseorang yang membiasakan diri berlaku dusta nescaya
akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta" HR Bukhari dan Muslim
Sikap jujur sungguh akan menciptakan kedamaian dan ketenteraman pada jiwa seseorang,
dan menimbulkan suasana teduh dalam keluarga dan masyarakat. Sekiranya setiap insan
beriman berlaku jujur, sehingga semua mukmin di seluruh dunia ini mendapat gelaran dari
sisi Allah sebagai hamba yang jujur, nescaya kehidupan dunia ini akan terasa sejuk dan
damai, terutama sekali di kalangan mukminin sendiri.
Tetapi apalah jadinya seandainya semua manusia berlaku dusta, sehingga semuanya mendapat
gelaran di sisi Allah sebagai pendusta. Nescaya tiap-tiap individu menjadi resah, kehidupan
dunia kacau bilau. Tiada ucapan yang dapat dipercayai dan tiada lagi perilaku yang terkawal
secara wajar.Oleh kerana itu, setiap mukmin hendaknya mampu mengendalikan diri untuk
tidak berbuat dusta. Kerana bagaimanapun juga perbuatan dusta itu akan menimbulkan
kebimbangan pada diri sendiri dan keragu-raguan pada orang lain.
Orang lain akan sukar mempercayai ucapan dan tindakan seseorang yang telah terbiasa
berlaku dusta. Rasulullah SAW mengisyaratkan hal ini dalam sabdanya:
"Tinggalkanlah hal-hal yang meragukanmu dan pilihlah hal-hal yang tidak meragukanmu.
Sesungguhnya kejujuran itulah yang mendatangkan ketenangan, sedangkan kebohongan
akan mendatangkan keraguan" HR At-Tarmizi
Berdasarkan hadis tersebut, kejujuran adalah sikap terpuji yang akan menenangkan
setiap jiwa. Maka sikap jujur seharusnya menjadi hiasan bagi perilaku setiap mukmin.
Sedangkan dusta dan kebohongan akan membuat keraguan pada diri sendiri dan juga orang
lain. Maka sikap dusta harus ditinggalkan jauh-jauh dari diri setiap mukmin.
Kejujuran, disamping akan menenangkan jiwa dan hati setiap pelakunya juga merupakan
amal terpuji yang tentunya akan mendapat imbalan berupa pahala. Sedangkan kedustaan
adalah perbuatan tercela yang mendatangkan dosa, dan tentunya akan mendapat imbalan
berupa seksa pedih. Sungguh perbuatan dusta hanya akan menyusahkan hati setiap
pelakunya. Ia akan menggores lubuk hati yang paling dalam, berupa goresan yang
membimbangkan.
Goresan itu tak akan hilang begitu saja, sekalipun pelakunya berubat ke mana-mana dan
banyak orang yang memberi fatwa kepada dirinya. Rasulullah SAW bersabda:
"Kebaikan adalah segala sesuatu yang menenangkan jiwa dan menenterami hati. Sedangkan
dosa ialah segala sesuatu yang menggores jiwa dan membimbangkan perasaan (hal ini tetap
terpateri dalam perasaannya) sekalipun orang lain banyak berusaha memberikan fatwa kepadamu
dan kamu sendiri telah berusaha untuk melupakannya" HR Ahmad
Mudah-mudahan Allah SWT sentiasa berkenan memberikan sinar terang kepada kita, sehingga kita
tetap bersikap jujur dan mampu meninggalkan perbuatan dusta. .
Petikan dari Buku Apa ertinya dunia bagiku & 97 kisah teladan.
Pengarang: Mohd. Najib Iskandar.
No comments:
Post a Comment